Revolusi industri 4.0 dengan ditandai dengan lebih dominannya ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah di berbagai area kehidupan. Munculnya disruptif teknologi (disruptive technology) yang begitu cepat telah menorehkan sejarah tersendiri.
Nama besar korporasi ataupun lembaga dalam bidang ekonomi, pelayanan, dan jasa tidak menjamin untuk terus dapat mempertahankan eksistensinya. Telah banyak terjadi korporasi dan lembaga besar bertumbangan digantikan dengan munculnya pemain-pemain baru yang lebih atraktif dan kompetitif.
Tidak terkecuali, lembaga pendidikan saat ini juga menghadapi tantangan yang tidak ringan, utamanya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Banyak bidang pekerjaan yang selama ini diisi tenaga manusia hilang digantikan dengan teknologi, mesin, robot, ataupun kecerdasan buatan. Akibatnya banyak lulusan SMK yang seharusnya langsung bisa bekerja akhirnya terancam menjadi pengangguran.
Untuk itulah Bidang Pembinaan Pendidikan SMK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur guna menyamakan persepsi mengundang 114 Kepala SMK se-Jawa Timur dalam kegiatan Peningkatan Manajemen Sekolah Melalui ISO. Kegiatan itu diadakan selama tiga hari, 12-14 Juli 2018 di Hotel New Grand Park Surabaya.
Hudiyono, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SMK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, saat membuka kegiatan menyatakan tujuan kegiatan itu agar SMK di Jawa Timur mampu beradaptasi terhadap segala perubahan. Jangan sampai lulusan yang dihasilkan oleh SMK tidak dibutuhkan oleh dunia kerja dan industri.
“Maka sudah saatnya dilakukan revitalisasi SMK yang berkolaborasi antara industri, praktisi perguruan tinggi, dan sekolah untuk melakukan penataan pada kurikulum, guru, sarana, daya serap, dan manajemennya agar menjadi lembaga yang unggul dalam menyongsong perubahan,” katanya.
Lompatan-lompatan teknologi harus membuat SMK mampu menyiapkan segala hal dalam menghadapi transisi ini. Sekolah saat ini dituntut untuk memperbaiki kualitas, mampu menghadapi iklim yang semakin kompetitif, serta partisipasi masyarakat yang mengharapkan biaya rendah namun dengan tuntutan yang tinggi.
SMK sebagai lembaga pendidikan formal yang diharapkan mampu menopang akselerasi pembangunan nasional harus peka terhadap potensinya. Penyesuaian kejuruan dan kurikulum mutlak diperlukan agar ada relevansi antara pendidikan di SMK dengan bidang pekerjaan. Harus ada panduan dan penggerak agar SMK bisa memetakan tantangan dan kebutuhan masa depan.
Dalam menghadapi tantangan revolusi 4.0 SMK harus terus berkembang secara dinamis dan mampu menyelenggarakan pendidikan berbasis kompetensi. Dibutuhkan komitmen yang tinggi agar SMK mampu menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia sebagai tenaga kerja produktif dan profesional yang diakui secara nasional dan internasional.
Sumber : Tribunnews.com
Social Media